UJI VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK AKAR TUBA (Derris elliptica) DALAM PENGENDALIAN HAMA ULAT API (Setothosea asigna) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elais guineensis Jacq.)
Keywords:
Akar tuba, FTIR, Retenon, Ulat apiAbstract
Kelapa sawit merupakan Kelapa Sawit (Elaeis guineennsis Jacq.) merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan di masa yang akan datang. permasalahan penting dalam perkebunan tanaman kelapa sawit adalah serangan ulat pemakan daun yang menyerang baik pada periode tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan (TM). Khususnya hama ulat api jenis Setothosea asigna yang mampu menurunkan tingkat produksi sehingga dilakukan penelitian untuk mengetahui manfaat pemberian ekstrak akar tuba terhadap pengendalian hama ulat api (Setothosea asigna) pada tanaman kelapa sawit dengan proses maserasi dan pemisahan larutan dengan senyawa aktif. Crude extract yang dihasilkan selanjutnya dilakukan pengenceran dengan 8 variasi konsentrasi yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80% serta insektisida “Deltametrhin” 4ml/l sebagai pembanding. Hasil uji konsentrasi yang telah dilakukan secara berturut-turut dengan konsentrasi 10% dapat mematikan hama ulat api (Setothosea asigna) selama 35.614 detik, konsentrasi 20% selama 29.270 detik, konsentrasi 30% selama 25.659 detik, konsentrasi 40% selama 18.011 detik, konsentrasi 50% selama 14.435 detik, konsentrasi 60% selama 8.537 detik, konsentrasi 70% selama 5.308 detik, jonsentrasi 80% selama 3.011 detik, dan insektisida kimia “Deltametrhin” selama 1.499 detik.. Ekstrak akar tuba efektif dalam mengendalikan hama ulat api (Setothosea asigna). Pada konsentrasi 80% ekstrak akar tuba mampu mendekati lama tingkat kematian ulat api dengan menggunakan insektisida “Deltametrhin” dengan beda waktu kurang lebih 25 menit.