Apakah faktor fisik rumah berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru?
Abstract
Penyakit tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Salah satu daerah yang memiliki kasus tinggi tuberkulosis adalah Kota Binjai, dimana salah satu kecamatan dengan kasus yang cukup tinggi terjadi di Puskesmas Pembantu Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara terdapat 34 kasus. Masih tingginya jumlah kasus di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Cengkeh Turi dengan angka kasus tertinggi terjadi di lingkungan IV wilayah kerja Puskesmas Pembantu Cengkeh Turi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan ventilasi, kelembaban, pencahayaan, dan jenis lantai dengan kejadian tuberkulosis. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan case control. Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas pembantu Cengkeh Turi yaitu sebanyak 85 KK. Sampel dalam penelitian ini dibagi dua kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling kasus yaitu sebanyak 15 responden dan purposive sampling untuk kelompok kontrol sebanyak 30 orang dengan perbandingan 1:2. Hasil penelitian diuji secara statistik dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan ventilasi (p=0,000: OR=24,18) dan jenis lantai (p=0,005: OR=3,25) berhubungan dengan kejadian tuberkulosis. Kelembaban (p=0,15: OR=4,00) dan pencahayaan (p=0,053: OR=14,50) tidak berhubungan dengan kejadian tuberkulosis. Disarankan kepada masyarakat untuk selalu aktif membuka ventilasi rumah untuk upaya peningkatan proses sirkulasi udara dalam upaya pencegahan perkembangbiakan bakteri tuberkulosis di lingkungan rumah.