MODEL KESESUAIAN HABITAT ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus wurmbii, Linneaus 1760) DI SUAKA MARGASATWA SUNGAI LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH
DOI:
https://doi.org/10.34012/agroprimatech.v5i1.2079Keywords:
Orangutan Kalimantan, Pongo pygmaeus wurmbii, Kesesuaian, Habitat, OrangutanAbstract
Orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus wurmbii) termasuk ke dalam flagship species dan
merupakan satwa langka yang keberadaannya dilindungi sepenuhnya oleh perundang-undangan di
Indonesia. Hal ini disebabkan karena ancaman terhadap habitat maupun populasi yang tinggi. Suaka
Margasatwa Sungai Lamandau merupakan habitat orangutan kalimantan dan memiliki nilai penting
karena merupakan lokasi pelepasliaran orangutan kalimantan rehabilitasi. Oleh karena itu, model
kesesuaian habitat orangutan kalimantan sangat diperlukan sebagai dasar untuk manajemen habitat
orangutan di Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Pemodelan kesesuaian habitat orangutan
kalimantan dilakukan dengan mengidentifikasi titik sarang orangutan kalimantan secara spasial
terhadap faktor habitat yaitu jarak dengan sungai dan nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation),
dan faktor gangguan yaitu jarak dengan jalan dan jarak dengan desa. Hasil identifikasi dianalisis
menggunakan Principal Componen Anayisis (PCA) kemudian diekstrapolasikan ke dalam bentuk
peta. Model kesesuaian habitat orangutan kalimantan yang diperoleh adalah Y=(1,747xJarak dengan
Sungai)+(1,747 xNilai NDVI)+(1,215xJarak dengan Jalan )+(1,215xJarak dengan Desa). Kesesuaian
habitat orangutan kalimantan dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas kesesuaian rendah 6311,70 ha
atau 7,88% dari keseluruhan luas lokasi penelitian, kelas kesesuaian sedang 52378,7 ha atau 65,46%
dari keseleruhan luas lokasi penelitian dan kelas kesesuaian tinggi 21328,6 ha atau 26,65% dari
keseluruhan luas lokasi penelitian. Validasi untuk tingkat kelas kesesuaian rendah 0%, kelas
kesesuaian sedang 60,87% dan kelas kesesuaian tinggi 39,13%. Model kesesuaian habitat
orangutan kalimantan dapat diterima dengan validasi 100% pada kelas kesesuaian sedang dan tinggi.
References
Suratni Afrianti (2017), EFEKTIVITAS PENCAMPURAN HERBISIDA GLIFOSAT DENGAN 2,4 D TERHADAP PENGENDALIAN GULMA BERDAUN SEMPIT DAN GULMA BERDAUN LEBAR PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guinensis Jacq)