Hubungan antara ketuban pecah dini dengan nilai Apgar pada kehamilan aterm
DOI:
https://doi.org/10.34012/jpms.v3i1.1775Keywords:
ketuban pecah dini, nilai ApgarAbstract
Ketuban pecah dini merupakan salah satu penyebab terjadinya asfiksia neonatorum dan infeksi yang dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas perinatal. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara lama ketuban pecah dini dengan nilai Apgar pada kehamilan aterm yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional dengan metode pengambilan sampel accidental sampling. Dari sampel yang memenuhi kriteria restriksi didapat 68 ibu dengan kasus KPD. Hasil penelitian menunjukkan hasil lama KPD < 12 jam dengan Apgar baik adalah sebesar 22 kasus (73,3%) dan dengan Apgar buruk sebanyak 8 kasus (26,7%) sedangkan KPD ≥ 12 jam dengan Apgar baik sebesar 10 kasus (26,3%) dan nilai Apgar buruk sebesar 28 kasus (73,7%). Dari uji statistik dengan tes Chi Square didapatkan nilai X2 = 14,876 dan probabilitasnya (ρ) = 0,001. Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara lama ketuban pecah dini dengan nilai Apgar.
References
Sarwono P. Ilmu Kebidanan. Penerbit FKUI. Jakarta. 2008
Departemen Kesehatan. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR. Jakarta. 2014.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2012. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011. Jakarta. Bappenas.
Badan Pusat Statistik. Survei Penduduk Antar Sensus 2015. Jakarta. 2015.
Kementerian Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan. 2014
Amru S. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri. Edisi ke-3. Jilid 1. EGC. Jakarta. 2015
Manoe VM, Amir I. Gangguan Fungsi Multi Organ pada Bayi Asfiksia Berat. Sari Pediatri Vol. 5 No. 2: 72-78. 2003
Lauren DA, Jessica DE, Meredith TB. 2012. Rujukan Cepat Kebidanan. EGC. Jakarta. 2012.
Alhadar AK, Amir I, Oswari H, Windiastuti E. Korelasi Nilai APGAR Menit Kelima Kurang dari Tujuh dengan Kadar Transaminase Serum pada Bayi Baru Lahir. Sari Pediatri Vol.12 No.3: 2016
Wiradharma, Kardana IM, Dharma AIW. Risiko Asfiksia pada Ketuban Pecah Dini di RSUP Sanglah. Sari Pediatri Vol.14 No.5: 2016.
Fadlun AF. Asuhan Kebidanan Patologis. Editor: Aklia Suslia. Selamba Medika. Jakarta. 2012
Suwiyoga S, Budayasa RAA. Peran Korioamnionitis Klinik, Lama Ketuban Pecah, dan Jumlah Periksa Dalam pada Ketuban Pecah Dini Kehamilan Aterm terhadap Insiden Sepsis Neonatorum Dini. Cermin Dunia Kedokteran, 239-241. 2007.
Hanif H, Syahredi SA, Yani FF. Hubungan antara Lama Ketuban Pecah Dini dengan Skor Apgar Neonatus di RSUP dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol.6 No.1: 2017.
Kementerian Kesehatan. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta. 2013
Prawirohardjo S. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 2008
Gilang, Notoatmodjo H, Rakhmawatie MD. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol.1 No.2: 2012
Lestari RD, Bunga NN, Putri KA. Analisis Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Ners dan Kebidanan, Vol.6 No.2: 251–262. 2019.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Jurnal Prima Medika Sains
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.