DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TRIPA MAKMUR

Authors

  • Nazaruddin - Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Donal Nababan Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Evawani M Silitonga Universitas Sari Mutiara Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.34012/jkpi.v8i1.4986

Abstract

Angka stunting pada balita di wilayah Puskesmas masih tetap tinggi meskipun upaya seperti penyuluhan dan pemberian makanan tambahan belum membuahkan hasil yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya stunting pada anak usia 2-5 tahun di Puskesmas melalui desain cross-sectional. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dari 124 ibu, termasuk 62 ibu dengan balita stunting dan 62 ibu dengan balita normal. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara stunting dengan beberapa faktor yaitu pengetahuan (p = 0,003), riwayat pemberian ASI eksklusif (p = 0,008), dukungan suami (p = 0,007), pendapatan keluarga (p = 0,004), dan pola makan (p = 0,000). Faktor yang paling berpengaruh adalah riwayat pemberian ASI eksklusif (p=0,04 dan OR=0,235). Analisis multivariat menunjukkan riwayat pemberian ASI eksklusif (OR=0.235; 95%CI: 0.088-0.630), dukungan suami (OR=0.129; 95%CI: 0.043-0.390), dan pola makan (OR=0.068; 95%CI: 0.024- 0,192) merupakan variabel dominan yang berhubungan dengan stunting. Pemberian ASI eksklusif diketahui menurunkan kejadian stunting sebesar 0,23 kali lipat dibandingkan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif.

Kata Kunci: Pengetahuan, Riwayat Pemberian ASI Eksklusif, Dukungan Suami, Pendapatan Keluarga, Pola Makan, Stunting

References

Aobama PJ, Purwito D. 2020. “Determinan Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Klampok 2 Kabupaten Banjarnegara.” Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2(9): 95-185.

Arfines, Puspitasari. 2019. “ Hubungan Stunting dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar di Daerah Kumuh Jakarta pusat.” Buletin Penelitian kesehatan 45(1): 45-52.

Destiadi, Nindya, Sumarni. 2019. “ Frekuensi Kunjungan Posyandu dan Riwayat Kenaikan Berat Badan Sebagai faktor Resiko Kejadian stunting pada Anak Usia 3-5 Tahun.” Media Gizi Indonesia 10(1): 71-75.

Dwi Prihati N, Rini Fitriani, Rosiana R, Ulfaz, Ibrahim Manda. 2020.“ Analisa faktor resiko kejadian gizi kurang pada balita di wilayah kerja puskesmas kecamatan pasarwajo kabupaten buton.”Jurnal keperawatan 4(2): 6-40.

Fatimah, Wirjatmadi. 2018. “Tingkat kecukupan Vitamin A, Seng dan Zat Besi serta Frekuensiu Infeksi pada Balita Stunting dan Non Stunting” Media Gizi Indonesia 13(2): 168-175.

Kemenkes RI. Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kemenkes. Jakarta.

Kurniati PT, Sunarti. 2020. “ Stunting dan Pencegahannya di Klaten.” Penerbit Lakeisha Indonesia. Jakarta.

Kemenkes RI. 2019. “ Panduan Orientasi Kader Posyandu. Direktorat Promosi Kesehat dan Pemberdaya Masyarakat Kementrerian Kesehatan RI.” Kemenkes 53(9): 19-20.

Kemenkes RI. SSGI 2021. “ Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.” Kemenkes:1-220.

Kemenkes RI. 2013. “ Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 HPK tahun 2013.” Kemekes RI. Jakarta .

Kemenkes RI. 2014. “Modul Pelatihan PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) tahun 2014. ” Kementrerian Kesehatan RI. Jakarta.

Lestari, Dwihestie, LK. 2020. “ ASI Eksklusif Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Kota Subusslam Provinsi Aceh.” Jurnal Gizi Indonesia 10(2): 36–129.

Masyudi M, Mulyana M, Rafsanjani TM. 2019.“Dampak pola asuh dan usia penyapihan terhadap status gizi balita indeks BB/U.” Action Aceh Nutrisi 4(2):111.

Martorel. 2019. “ Improved Nutrition In The First 1000 Days and Adult Human Capital and Health.” American Journal of Human Biology 29(2): 1-24.

Nurmalasari Y, Anggunan A, Febriany TW. 2020. “Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-59 bulan diDesa Matara Ilir Kecamatan Seputih.” Survei Kebidanan Malahayati 6(2): 11–205.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif.

Rahmawati, Madanijah. 2019. “konseling oleh kader posyandu meningkatkan praktik ibu dalam pemberian makanan bayi dan anak usia 6-24 bulan didesa pangelaran kecamatan ciomas Bogor .” Buletin Gizi Indonesia 42(1): 11-22.

Sampe SA, Toban RC, Madi MA. 2020. “ Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita.” Jurnal Kesehatan Sandi Husada. 11(1): 55-448.

Supariasa, I.D.N., Bakri, B., Fajar I. 2014.“ Penilaian Status Gizi Edisi 2 Jakarta.” Penerbit Buku Kedoktera.1-263.

Sumiaty. 2017. “ Pengaruh faktor ibu dan pola menyusui terhadap stunting baduta 6-23 bulan.” Jurnal ilmiah bidan 2(2): 1-8.

Thamaria. 2017. Penilaian status gizi.Badan Pengembangan dan Pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan Jakarta.

Thurow. 2019. “ The First 1000 days.Acrucial time for mothers and children and the world. “ breasfeeding medicine 11(8): 416-418.

Torlesse, Cronin, Sebayang, Nandy. 2019. “Determinan of Stunting in indonesia children. Evidence from a Cross sectional survey indicate a prominent role for the water, sanitation and hygiene sector in stunting reduction.” BMC Publick Health. 16 (1):1-11.

Wardita Y, Suprayitno E, Kurniyati EM. 2021. “ Determinan Kejadian Stunting pada Balita. “ Jurnal Ilmu Kesehatan 6(1) :7-12.

Downloads

Published

2024-05-08