Penyebab nyeri punggung bawah pada pengemudi transportasi perkotaan
DOI:
https://doi.org/10.34012/jkpi.v3i2.2553Keywords:
nyeri punggung bawah, sopir angkutan perkotaanAbstract
Di Indonesia, diperkirakan bahwa tingkat prevalensi kejadian nyeri punggung bawah adalah dari 7,6% sampai 37% per orang per tahun dan dalam masalah pekerja yang dimulai dari orang dewasa muda sampai puncak prevalensi pada usia 25-65 tahun. KPUM pengemudi angkutan perkotaan rute Sri Gunting-Amplas, Medan, memiliki risiko sakit punggung bawah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor yang berkorelasi dengan nyeri punggung bawah pada pengemudi transportasi perkotaan rute Sri Gunting-Amplas. Penelitian dilakukan di terminal KPUM rute Sri Gunting-Amplas, Medan, sejak Desember 2017 hingga Januari 2018. Ini menggunakan metode survei analitik dengan desain cross sectional. Populasinya adalah 30 pengemudi, dan semuanya digunakan sebagai sampel. Data dikumpulkan dengan mendistribusikan kuesioner, lembar NBM untuk mengukur nyeri punggung bawah, dan lembar REBA untuk mengukur perilaku kerja. Data yang dikumpulkan diproses dengan menggunakan uji statistik yang tepat Fisher pada α = 0,05. Kesimpulannya adalah adanya korelasi usia, lama pelayanan, dan sikap kerja dengan nyeri punggung bawah pada pengemudi angkutan perkotaan KPUM rute Sri Gunting-Amplas, Medan, pada tahun 2018. Dianjurkan agar orang mencegah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan seperti NPB (nyeri punggung bawah), dan pengemudi transportasi perkotaan beristirahat untuk mengurangi NPB dan mengatur posisi duduk mereka saat mereka mengemudi.