Pendugaan Parameter Demografi Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea abotti) Di Masakambing Kepulauan Masalembo
DOI:
https://doi.org/10.34012/agroprimatech.v5i2.2637Keywords:
Bioekologi, Penurunanan, Jumlah, Populasi, Kakatua Jambul KuningAbstract
Kakatua jambul kuning merupakan species terancam punah yang disebabkan oleh perubahan alam dan keberadaan manusia. Studi literatur ini membahas tentang aspek bioekologi dan penurunan jumlah populasi kakatua jambul kuning tersebut dari tahun1995, 1997, 1998, 2008 sampai 2009 dan 2012. Pada tahun 1995 ditemukan 1 betina 2 jantan sedangkan pada tahun 1997 ditemukan 5 individu tanpa diketahui seks ratio satwa tersebut sedangkan pada tahun 1998 di Pulau Alor dan Pantar sebanyak 109 individu. Pada tahun 2008 ditemukan 4 pasang dan 2 anakan sedangkan pada tahun 2009 hanya ditemukan 3 pasang dan 2 remaja kakatua jambul kuning. Pada tahun 2012 ditemukan 69 ekor yang tersebar di desa Golomori NTTHal ini disebabkan oleh banyaknya pohon sarang yaitu pohon kelapa, randu maupun api-api yang ditebang serta pengambilan spesies secara besar-besaran untuk diekspor keluar negeri.
References
Agista, D. & Rubyanto, D. 2001. Telaah awal Status, Penyebaran dan Populasi Kakatua-kecil jambulkuning (Cacatua sulphurea parvula) di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. PHKA/BirdLifeInternational-Indonesia Programme, Bogor, Laporan No.17.
Butchart, S.H.M., T.M. Brooks, C.W.N. Davies, G. Dharmaputra, G.C.L. Dutson, J.C. Lowen & A.Sahu, 1996: The conservation status of forest birds on Flores and Sumbawa, Indonesia. Bird Conservation International 6(4): 335-370.
Cahyadin, Y., P. Jepson & S. Arif, 1994a: Status Cacatua sulphurea abbotti di Kepulauan Masalembo, Indonesia (The status of Cacatua sulphurea abbotti on the Masalembo Islands, Indonesia). PHPA/BirdLife International, Bogor, Laporan No. 2.
Cahyadin, Y., P. Jepson & dan M. Syarief, 1994b: Telaah Singkat Status Cacatua sulphurea sulphurea di Propinsi Sulawesi Selatan (A rapid status assessment of Cacatua sulphurea sulphurea in South Sulawesi Province). PHPA/BirdLife International, Bogor, Laporan No.3. Marsden, S., A. Cahill & J. Walker, 2001: Nesting ecology of Yellow-crested cockatoos on Sumba, Indonesia.
Dudi. 2011. Konservasi Kakatua-Kecil Jambul-Kuning di Kepulauan Masalembo. BirdLife Indonesia/ZGAP.
Persulessy, Y., Djawarai, Y.B. and Marut, R. 2003. Survei Populasi dan Distribusi Kakatua-kecil jambul-kuning Cacatua sulphurea citrinocristata dan empat jenis paruh bengkok lain di Pulau Sumba (pada blok hutan di luar Taman Nasional). BirdLife Indonesia/ZGAP.
Putra, E. 1999. Aspek Bioekologi Kakatua Jambul Kuning. Bogor,Indonesia.
PHPA/LIPI/BirdLife International-IP, 1998: Yellow- crested Cockatoo Recovery Plan. PHPA/LIPI/BirdLifeInternational-Indonesian Programme, Bogor,Indonesia.
Setiawan, I., 1996: The status of Cacatua sulphurea parvula in Nusa Penida, Bali, and Sumbawa, West Nusa Tenggara, Indonesia (Status Cacatua sulphurea parvula di Nusa Penida, Bali, dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia). PHPA/BirdLife International, Bogor, Report No. 6.
Setiawan, I., Jati, A., Lesmana, D., Trainor, C. and Agista, D. 2000. Telalah awal Status dan Penyebaran Kakatua-kecil jambul-kuning (Cacatua sulphurea parvula) di Pulau Alor, Pantar, Timor Barat, Flores dan Moyo. PHKA/BirdLife International-Indonesia Programme, Bogor. Laporan No.12.
Setiawan, I., Putra, E., Yudha, P., Darjono, Basuki, O.P., Purwandana, D., Suryakusumah, A. And Agista, D. 2001. Telaah status bio-ekologi dan upaya pelestarian Kakatua-kecil jambul-kuning (Cacatua sulphurea) di Pulau Masakambing, Jawa Timur dan Pulau Nusa Penida, Bali. PHKA/BirdLife International-Indonesia Programme, Bogor. Memorandum Teknis No.21.