Pengaruh perilaku dan tingkat pengetahuan tentang kebersihan gigi mulut terhadap terjadinya halitosis pada mahasiswa
DOI:
https://doi.org/10.34012/primajods.v3i2.2684Keywords:
halitosis, perilaku, pengetahuan, kebersihan gigi dan mulutAbstract
Halitosis disebut juga dengan fetor ex ore, fetor oris, atau oral malodor merupakan istilah umum untuk menunjukkan bau nafas tidak sedap. Komponen utama senyawa gas pada halitosis adalah volatile sulfur compounds (VSCs). Halitosis dapat menimbulkan kerugian tidak hanya pada penderita, tetapi juga orang lain dan dapat mempengaruhi kehidupan sosial seseorang seperti rasa malu dan penurunan rasa percaya diri. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut masyarakat di negara berkembang adalah sikap dan perilaku serta pengetahuan. sedangkan rendahnya pengetahuan mengenai kesehatan merupakan faktor predisposisi dari perilaku kesehatan yang mengarah kepada timbulnya penyakit dan masalah keadaan rongga mulut. Peneliian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku dan tingkat pengetahuan tentang kebersihan gigi mulut terhadap terjadinya halitosis pada mahasiswa. Sebanyak 20 mahasiswa STIKes Siti Hajar melakukan pengisian kuesioner, lalu dilakukan pemeriksaan OHI-S melalui indeks OHI-S setelah itu pemeriksaan halitosis menggunakan alat Breathron II melalui parameter halitosis Breathron II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh perilaku dan tingkat pengetahuan tentang kebersihan gigi mulut terhadap terjadinya halitosis pada mahasiswa STIKes Siti Hajar. Persentase pengetahuan mahasiswa tentang halitosis adalah sebesar 85% kategori sedang dan 15% kategori baik. Sedangkan persentase perilaku mahasiswa tentang terjadinya halitosis adalah sebesar 65% kategori buruk dan 35% kategori sedang. Perilaku buruk seperti menyikat gigi dengan prosedur yang salah, merokok, tidak rutin kontrol ke dokter gigi, adalah penyebab yang sangat kuat terhadap terjadinya halitosis.