Maloklusi gigi anterior dan status psikososial pada siswa: Indeks PIDAQ
DOI:
https://doi.org/10.34012/primajods.v1i2.2677Keywords:
maloklusi gigi anterior, status psikososial, PIDAQAbstract
Latar Belakang: Maloklusi merupakan suatu penyimpangan dari oklusi normal dan didefinisikan sebagai hubungan gigi-gigi yang tidak normal. Maloklusi dapat menimbulkan dampak terhadap status psikososial seseorang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial siswa SMA Pangeran Antasari dengan menggunakan indeks Psychosocial Impact of Dental Aesthetics Quistionnaire (PIDAQ). Metode: Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional dengan jumlah sampel sebesar 103 orang yang dipilih secara acak dan memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan maloklusi gigi anterior dan wawancara menggunakan kuisioner PIDAQ. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis maloklusi yang paling banyak dijumpai adalah crowded 66,9%, diastema 16,5% dan protrusi 16,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maloklusi gigi anterior tidak memiliki dampak terhadap status psikososial (r=0,146). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan dampak maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial berdasarkkan jenis maloklusi (p=0,065) dan jenis maloklusi gigi anterior yang paling berdampak terhadap status psikososial adalah diastema diikuti oleh crowded dan protrusif. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial di SMA Pangeran Antasari. Tidak terdapat perbedaan dampak maloklusi gigi anterior terhadap status psikososial berdasarkkan jenis maloklusi di SMA Pangeran Antasari.