INVENTORY OF EPIPHYTIC LICHENES ON MANGO (MANGIFERA INDICA L.) IN SALLU VILLAGE, DISTRICT WEST MIOMAFFO
DOI:
https://doi.org/10.34012/agroprimatech.v6i2.4220Keywords:
Lichenes, Epifit, Pohon Mangga, Desa Salu, Miomaffo BaratAbstract
Lichenes are formed from the association of fungi and phostosynthetic symbionts (algae and cyanobacteria) by forming a stable thallus structure. The aim of this research is to determine the diversity of epiphytic lichens on mango trees in Sallu Village, West Miomaffo District in March-May 2023. This research uses an exploratory method on mango plantations. The sampling method uses purposive sampling. Based on exploration results, 33 species of epiphytic lichens were found on mango trees in Sallu Village, West Miomaffo District. The Lichenes species found consist of 14 families, namely Parmeliaceae, Physciaceae, Graphidaceae, Pannariaceae, Caliciaceae, Collemataceae, Lecanoraceae, Stereocaulaceae, Pertusariaceae, Mycoporaceae, Pyrenulaceae, Haematommataceae, Arthoniaceae, and Ochrolechiaceae.
References
Anonim, 2013. Parmeliaceae. http://google.com. 20 Mei 2023
Asih, S.M. (2013). Keanekaragaman jenis lichenes epifit pada hutan kopi dan hutan campuran di Nglimut Gonoharjo Kendal. [Skripsi]. Semarang: Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro.
Devi S. 2019. Inventarisasi Lichenes (Lumut Kerak) di Taman Wisata Alam Danau Sicikeh-Cikeh Desa Lae Hole Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi Sumatera Utara [Skripsi]. Program Studi Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Hadiyati, M., Setyawati, R.T., Murkalina, 2013, Kandungan Sulfur dan Klorofil thallus lichen Parmelia sp. Dan Graphis sp. Pada Pohon Peneduh Jalan di Kecamatan Pontianak Utara, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Januardania, D., 2001, Jenis-Jenis Lumut Kerak Yang Berkembang Pada Tegakan Pinus Dan Karet Di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jurnal Institut Pertanian Bogor, 1 (1).
KLHK. (2018). Status Hutan dan Kehutanan
Indonesia 2018.KementerianLingkungan
Hidup dan Kehutanan RI. Jakarta : LIPI
Press.
National Geographic Indonesia. (2019). Kepunahan Biodiversitas Tertinggi, Indonesia Peringkat Ke-6. https://nationalgeographic.grid.id/read/131833161/kepunahan-biodiversitas-tertinggi-indonesia-peringkat-ke-6
Noer. I. S, 2004, Bioindikator Sebagai Alat Untuk Menengarai Adanya Pencemaran Udara, Forum Komunikasi Lingkungan III.
Panjaitan, Maria, D., Fitmawati, Martina, A, 2012, Keanekaragaman Lichen Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Jurnal Unriau, 1 (1).
Pratiwi, M.E. 2006. Kajian Lumut Kerak Sebagai Bioindikator Kualitas Udara. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Roziaty, E., Utari, R. T. (2017). Jenis dan Morfologi Lichen Fruticose di Kawasan Hutan Sekipan Desa Kalisoro Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah. Proceeding Biology Education Conference Volume 14, Nomor 1.
Sipman, H. 2003. Key to the lichen genera of Bogor, Cibodas and Singapore. Lichen determination keys –common Malesian lichen genera http://www.bgbm.org/Sipman/keys/
Javagenera.htm#200.
Sujalu, A. (2017). Identifikasi Pohon Inang Epifit Di Hutan Dipterocarpaceae Dataran Rendah Klimaks Kabupaten Malinau. Jurnal Hutan Tropis , 1(2): 196-201.
Susilawati, P. R. (2017). Fruticose dan Foliose Lichen di Bukit Bibi, Taman Nasional Gunung Merapi. Jurnal Penelitian. Volume 21, No. 1.
Susilawati, P.R. (2013). Keanekaragaman corticolous lichen dan preferensi inangnya dengan Erythrina lithosperma Miq., Pinus merkusii Jungh. & De Vr. dan Engelhardtia spicata Blume di Bukit Bibi, Taman Nasional Gunung Merapi. [Thesis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Sutoyo. (2010). Keanekaragaman Hayati Indonesia “Suatu Tinjauan: Masalah dan Pemecahannya”. Buana Sains Vol. 10 No. 2: 101-106.