Laporan kasus: Komplikasi H+3 post trakeostomi emfisema subkutan pada pasien sumbatan jalan nafas atas

Authors

  • Audrine Diloren Sopacua Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala dan Leher Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan
  • Edward Suryanta Sembiring Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala dan Leher Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan

DOI:

https://doi.org/10.34012/bkkp.v2i1.3471

Keywords:

Trakeostomi, bernafas suprasternal, emfisema subkutan

Abstract

Trakeostomi adalah tindakan untuk membuat lubang pada dinding anterior trakea. Dilaporkan pasien laki–laki berusia 59 tahun dengan keluhan sesak nafas post trakeostomi H+3. Sebelum trakeostomi dilakukan, pemeriksaan laringoskopi indirect kesan parese pita suara bilateral. Pasien retraksi suprasternal dan epigastrium yang termasuk dalam Jackson II. Tiga hari setelah trakeostomi, diijumpai krepitasi dan bengkak pada daerah wajah, leher, dan klavikula. Pasien langsung diberikan tindakan buka jahitan luka trakeostomi, insersi abocath ukuran besar ke daerah–daerah yang bengkak sebanyak 10 buah abocath. Setelah insersi abocath, pasien merasa keluhan berkurang. Pemantauan setiap hari dilakukan dan didapati bengkak menghilang sekitar 48 jam setelah insersi abocath. Didapati abocath terlepas dengan sendirinya. Disimpulkan bahwa penanganan terhadap emfisema subkutan pasca trakeostomi adalah membuka kembali jahitan luka trakeostomi dan dilakukan insersi abocath pada bagian–bagian yang bengkak.

Downloads

Published

2023-03-07

Issue

Section

Case Reports