Tingkatan Umur Terbanyak untuk Resiko Osteoporosis di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan Periode Tahun 2013 – 2016

Main Article Content

Jenni Kristian Dachi
Adrian Khu
Edlin -
Yeni Puspawani
Juliana Lina
Hans Hotma Haposan Marpaung

Abstract

Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penurunan massa dan densitas tulang serta gangguan arsitektur tulang normal. Dengan berkurangnya kekuatan tulang, maka risiko terjadinya fraktur akan meningkat. World Health Organization (WHO) memasukkan osteoporosis dalam daftar 10 penyakit degeneratif utama di dunia. Tercatat bahwa terdapat kurang lebih 200 juta pasien di seluruh dunia yang menderita osteoporosis. Prevalensi osteoporosis di Indonesia sudah mencapai 19,7%. Usia memiliki peranan penting sebagai faktor resiko osteoporosis. Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) pada tahun 2007 melaporkan osteoporosis pada wanita usia di atas 50 tahun mencapai 32,3% dan pada pria di atas 50 tahun mencapai 28,8%.


 


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian adalah pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan yang terdaftar sebagai pasien yang didiagnosis dengan osteoporosis. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 50 kasus. Pengambilan data menggunakan rekam medis. Uji data yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk menentukan distribusi frekuensi variabel penelitian.


 


Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa perempuan menderita osteoporosis lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Mereka dengan indeks massa tubuh berlebih/ overweight paling banyak mengalami osteoporosis. Penderita osteoporosis paling banyak memiliki riwayat fraktur. Usia 60-69 tahun merupakan kelompok usia dengan kejadian osteoporosis terbanyak. Penderita osteoporosis perempuan paling banyak pada kelompok usia 50-59 tahun. Penderita osteoporosis yang overweight paling banyak terdapat pada kelompok usia 60-69 tahun. Penderita osteoporosis dengan  adanya riwayat fraktur paling banyak pada kelompok usia 50-59 tahun.

Article Details

How to Cite
Dachi, J. K., Khu, A. ., -, E., Puspawani, Y. ., Lina, J. ., & Marpaung, H. H. H. . (2022). Tingkatan Umur Terbanyak untuk Resiko Osteoporosis di Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan Periode Tahun 2013 – 2016 . PRIMER (Prima Medical Journal), 7(1), 25-30. https://doi.org/10.34012/pmj.v7i1.2792
Section
Articles

References

Almatsier Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Bambang Nugroho. 2006. Penyebab Osteoporosis dan Faktor Risiko Osteoporosis dalam www.medicastore.com/10.

Cyrus Cooper SG, Robert Lindsay. 2005. Prevention and Treatment of Osteoporosis: a Clinician’s Guide. New York: Taylor and Francis.

Darmawan, Adam BH dan Santosa, S. 2002. Gambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause pada Kelompok ‘X’ di Bandung. JKM, Vol.2, No. 1, Juli 2002.

Febrina, Dian dan Lasmini, P. S. 2006. Gambaran Densitometer Tulang Belakang dan Femur Pasien di IDT RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Haussler B GH, Gol D, Glaeske G, Pientka L, Felsenberg D. Epidemiology, treatment and costs of osteoporosis in Germany-the BoneEVA Study. 2007:77–84.

Heaney, R.P. 2003. Long-latency deficiency disease: insights from calcium and vitamin D, American Journal of Clinical Nutrition, Vol. 78, No. 5, 912-919.

Helmi, Zairin Noor. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Salemba Medika. Jakarta.

Holistic Health Solution. 2011 . Osteoporosis di Usia Muda. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

HTA Indonesia. 2005 . Penggunaan Bone Densitometri Pada Osteoporosis. Hal 27.

Javier. 2010. Kupas Tuntas Osteoporosis Pengenalan Pendekatan Pencegahan dan Pengobatan. Jogjakarta; hal 23-24.

Junaidi I. 2009. Osteoporosis Pengenalan Pencegahan Serta Pengobatan Penyakit Osteoporosis dan Penyakit Tulang Lain Yang Mirip. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer, Hal 2,7-8,9,36-37.

Joshua A. 2013. Osteopenia dan Osteoporosis. Available at http://www.spineuniverse.com/author/1561/hirsch.

Lane. 2003. The Osteoporosis Book A Guide for Patient and Their Families, Lebih Lengkap Tentang : Osteoporosis Rapuh Tulang. Alih Bahasa oleh : Eri D Nasution. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Macdonald HM NS, Campbell MK, Reid DM. 2005. Influence of weight and weight change on bone loss in perimenopausal and early postmenopausal Scottish women :163–71.

Mangoenprasodjo, A. S. 2005. Osteoporosis dan Bahaya Osteoporosis. Jakarta, Penerbit Swadaya.

Marjan, A. Q. dan Marliyati, S. A. 2013. Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Osteoporosis pada Lansia di Panti Werdha Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2013, 8(2):123-128.

Minropa, Aida. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Resio Osteoporosis Pada Lansia di Kenagarian Api-Api Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013. Padang: Stikes Mercubaktijaya.

Nograhany ,K, 2007. Osteoporosis, SiPendiamyang MenyerangPemalas.www. detikNews.com.

Pect ,Chesnut. 2011. Penyakit Tulang dan Patah Tulang. In Darmojo RB, Martono H. Dalam Buku Ajar Geriatri Ilmu Kesehatan Lanjut Usia, Hal. 63. Jakarta : FK UI.

Pratiwi, Rosi. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Osteoporosis di Puskesmas Pondok Betung Tahun 2014. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Most read articles by the same author(s)