Pengaruh program pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) pada balita dengan status gizi kurang usia 24-59 bulan di Puskesmas Teluk Karang Kota Tebing Tinggi

Authors

  • Rita Adelina Institut Kesehatan Helvetia
  • Anto Anto Institut Kesehatan Helvetia
  • Asriwati Asriwati Institut Kesehatan Helvetia

Keywords:

Pemberian makanan tambahan, balita, status gizi

Abstract

Masalah gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan daya tahan tubuh yang berakibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Survei awal yang peneliti lakukan di wilayah kerja Puskesmas Teluk Karang menemukan masih tingginya angka balita 24-59 bulan yang mengalami gizi kurang. Sejak tahun anggaran 2016, Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi telah menerapkan program pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) untuk mengatasi masalah gizi kurang di Puskesmas Teluk Karang. Namun ibu yang memiliki balita BGM tidak secara rutin mengambil makanan tambahan pemulihan yang sudah dijadwalkan oleh Puskesmas. Tujuan peneitian adalah untuk menganalisis pengaruh program pemberian makanan tambahan pemulihan pada balita dengan status gizi kurang usia 24-59 bulan di Puskesmas Teluk Karang Kota Tebing Tinggi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan The One Group Pre Test – Post Test Design. Populasi penelitian yaitu ibu yang memiliki balita berusia 24-59 bulan yang melakukan kunjungan ke posyandu di wilayah Puskesmas Teluk Karang Kota Tebing Tinggi sebanyak 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pemberian makanan tambahan pemulihan berpengaruh pada balita dengan status gizi kurang usia 24-59 bulan. Tiga bulan setelah pemberian makanan tambahan terjadi peningkatan berat badan balita sebanyak 27 balita (90%), namun pada kelompok balita yang tidak diberikan makanan tambahan dari 30 anak yang memiliki status gizi kurang terjadi peningkatan berat badan balita sebanyak 9 balita (30%).

References

UNICEF. Annual Report 2013. UNICEF Division Communication. New York. 2014.

World Health Organization (WHO). WHO Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief. 2018.

Unicef, WHO, WBG UN. Child Mortality 2018. 2018.

Kementerian Kesehatan RI. Situasi Balita Pendek. Jakarta: Kemenkes RI, Pusat Data dan Informasi. 2016.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Laporan Survai Pemantauan Status Gizi Provinsi Provinsi Sumatera Utara: Poltekkes Kemenkes Provinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2017.

Hartoyo. Pemberian Makanan Tambahan Balita. Media Gizi dan Keluarga. Bogor. 2011. 11-18 p.

Adriani M, Wirjatmadi B. Gizi dan Kesehatan Balita. 1st ed. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group; 2014. 184 p.

Khomsan A. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Rajaggrafindo Persada. 2010.

Arisman, MB. Gizi dalam Daur Kehidupan.Jakarta: EGC. 2004.

Depkes RI.Pedoman Pemberian Makanan Bayi dan Anak, Jakarta: Depkes RI;2007

Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian status gizi. Jakarta EGC. 2013;48–9.

Fitriyanti F. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) terhadap Status Gizi balita Gizi Buruk di Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2012. Universitas Diponegoro.2012.

Iskandar JA. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Terhadap Perubahan Status Gizi Balita Kelompok Umur 12 Sampai 36 Bulan di Wilayah Puskesmas Sambi II Kabupaten Boyolali. Universitas Diponegoro. 2016.

Hosang KH. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan terhadap Perubahan Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang di Kota Manado. J e-Clinic (eCI). 2017.

Setyobudi SI, Pudjirahayu A, Bakri B. Pengaruh PMT-Pemulihan dengan Formula WHO/Modifikasi terhadap Status Gizi Anak Balita KEP di Kota Malang. Jurnal Media Gizi dan Keluarga. 2005.

Downloads

Published

2020-01-16

How to Cite

Adelina, R., Anto, A., & Asriwati, A. (2020). Pengaruh program pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) pada balita dengan status gizi kurang usia 24-59 bulan di Puskesmas Teluk Karang Kota Tebing Tinggi. Jurnal Prima Medika Sains, 1(1), 34-39. Retrieved from http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/JPMS/article/view/752

Issue

Section

Original Article